TENGGARONG, denai.id – Lapangan Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Minggu (24/8) malam, berubah menjadi lautan manusia. Ribuan warga dari berbagai penjuru Kalimantan Timur, bahkan luar Kukar, berbondong-bondong hadir mengikuti Kukar Bershalawat dan Doa Kebangsaan bersama pendakwah kondang Gus Iqdam.
Nama lengkapnya Muhammad Iqdam Kholid. Dai muda asal Blitar
ini datang bukan untuk sebuah konser megah, melainkan menyatukan hati warga
lewat lantunan shalawat dan doa dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik
Indonesia. Kehadirannya tak lepas dari undangan khusus Bupati Kutai Kartanegara
Aulia Rahman Basri dan Wakil Bupati Rendi Solihin yang sebelumnya mendatangi
markas Majelis Sabilu Taubah di Blitar.
“Alhamdulillah, meski jadwal beliau sangat padat, Gus Iqdam
bisa hadir bersama kita malam ini. Ini sebuah kebahagiaan bagi masyarakat
Kukar,” ujar Bupati Aulia seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.
Aulia menegaskan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali
ini Pemkab Kukar memilih menghadirkan shalawat dan doa bersama ketimbang
menggelar konser musik. “Ini yang diminta warga. InsyaAllah setiap tahun kita
agendakan kegiatan seperti ini, agar Kukar selalu mendapat keberkahan,”
imbuhnya.
Sementara itu, Gus Iqdam yang dikenal karismatik tampil
sederhana namun memikat. Dengan gaya tutur lugas dan komunikatif, ia
menyampaikan tausiah yang langsung meresap ke hati ribuan jamaah. Bahasa
sehari-hari yang akrab membuat suasana terasa hangat. Sesekali jamaah terhanyut
dalam gelak tawa, sesekali pula larut dalam lantunan doa.
“Program Gerakan Etam Mengaji (GEMA) yang sudah berjalan di
Kukar patut diapresiasi. Membiasakan masyarakat dekat dengan Al-Qur’an adalah
bekal terbaik membangun daerah,” ujar Gus Iqdam yang juga alumni Ponpes
Al-Falah Ploso, Kediri.
Lantunan shalawat menggema sepanjang malam, dipimpin
langsung grup hadroh Sabilu Taubah. Ribuan jamaah ikut hanyut, tangan
terangkat, bibir tak henti menyebut nama Nabi. Suasana religius berpadu dengan
semangat kebangsaan, menjadikan peringatan HUT RI kali ini begitu berbeda.
Tak hanya tausiah, acara juga dirangkai dengan penyerahan
bantuan sosial. Bupati Aulia bersama Wabup Rendi menyerahkan santunan untuk
pondok pesantren, warga kurang mampu, hingga penyandang disabilitas. “Semoga
bantuan ini membawa manfaat nyata,” kata Aulia.
Hadir pula Ketua DPRD Kukar Ahmad Yani, Sekda Sunggono,
Sultan Kutai HAM Arifin, hingga jajaran Forkopimda. Semua larut dalam suasana
penuh syukur. Malam itu, Kukar tak sekadar merayakan kemerdekaan, tetapi juga
meneguhkan jati diri: bahwa doa, shalawat, dan kebersamaan adalah fondasi kokoh
membangun bangsa. (adv/nad)
Tulis Komentar