TENGGARONG, denai.id – Bukan hanya seremoni. Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) yang resmi dibuka Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Aulia Rahman Basri di Dermaga Kota Bangun Ulu, Minggu (20/7), menjadi pengingat bahwa kebersamaan adalah fondasi utama pembangunan Kukar.
Apel pencanangan yang dipusatkan di Kecamatan Kota Bangun
itu diikuti Wakil Bupati Rendi Solihin, Ketua DPRD Ahmad Yani, Kepala Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Arianto, para camat, dan kepala desa.
Dari Kota Bangun, semangatnya menjalar ke seluruh kecamatan hingga desa-desa di
Kukar yang serentak melaksanakan aksi gotong royong.
“Filosofi pembangunan Kukar Idaman berangkat dari semangat
Betulungan Etam Bisa. Gotong royong bukan sekadar kegiatan tahunan, tapi
tradisi yang sudah mengakar di masyarakat kita,” tegas Aulia seperti dikutip
dari keterangan resmi Pemkab Kukar.
BBGRM sendiri adalah agenda nasional, namun di Kukar
gaungnya terasa lebih lokal. Sebab, budaya bahu-membahu sudah melekat sejak
lama. Dari membersihkan lingkungan, membangun fasilitas umum, hingga mengelola
kegiatan sosial, gotong royong hadir sebagai energi sosial yang sulit
digantikan.
Momentum pencanangan ini juga disertai apresiasi bagi desa
dan kelurahan yang berprestasi. Misalnya, Desa Perian dan Desa Tanjung Batuq
Harapan di Kecamatan Muara Muntai yang dinobatkan sebagai pengelola keuangan
desa terbaik. Lalu ada Desa Karang Tunggal, Tenggarong Seberang, yang meraih
juara 1 lomba gotong royong tingkat kabupaten.
Tidak berhenti di atas panggung, rombongan bupati juga ikut
turun ke lapangan. Mereka meninjau aksi bersih lingkungan yang dilakukan warga
Kota Bangun, sekaligus menanam pohon bersama siswa SD di Desa Kedang Murung,
kawasan wisata Tanjung Sarai. Sebuah simbol, bahwa gotong royong bukan hanya
tentang kerja hari ini, tetapi juga investasi untuk generasi masa depan.
Partisipasi masyarakat memang jadi kunci BBGRM. Dari LPM,
PKK, Posyandu, karang taruna, hingga lembaga adat, semua dilibatkan. “Dari,
oleh, dan untuk masyarakat. Pemerintah hanya memfasilitasi,” ujar Arianto,
Kadis PMD Kukar.
Dengan kegiatan ini, Pemkab ingin menegaskan kembali bahwa
pembangunan tidak bisa hanya ditopang anggaran. Ada nilai-nilai kebersamaan
yang justru lebih kokoh menopang. “Kalau semua bergandengan tangan, tidak ada
pekerjaan yang terasa berat,” tutup Aulia. (adv/nad)
Tulis Komentar