TENGGARONG, denai.id – Bukan sekadar seremonial. Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) H Rendi Solihin memilih turun langsung ke lapangan. Sabtu (19/7), ia menyusuri Kecamatan Tenggarong Seberang hingga Sebulu. Mulai dari sekolah, puskesmas, lahan pertanian, hingga pembangunan jembatan ditinjau. Tujuannya satu: memastikan janji program Kukar Idaman Terbaik benar-benar sampai ke masyarakat.
Di sektor pendidikan, Rendi mendatangi SDN 008 Bukit Raya
dan SDN 018 Sumber Sari. Ia menanyakan langsung ke guru dan orang tua, apakah
masih ada pungutan biaya. “Kalau ada laporan sekolah negeri masih minta
bayaran, akan kita tindak. Tidak boleh ada siswa kita yang membayar buku paket
atau biaya masuk sekolah,” tegasnya seperti dikutip dari keterangan resmi
Pemkab Kukar.
Ia mengingatkan, pendidikan dasar harus gratis sepenuhnya.
Sementara untuk seragam dan perlengkapan sekolah, Rendi menyebut akan mulai
digratiskan tahun depan. “Itu janji kampanye kami bersama Pak Bupati. Tahun
depan realisasi penuh,” katanya.
Bidang kesehatan pun tak luput. Saat meninjau Puskesmas
Teluk Dalam, ia ingin memastikan layanan gratis dengan cukup menunjukkan KTP
berjalan baik. Menurutnya, kesehatan dan pendidikan adalah pondasi utama
pembangunan SDM. “Jangan sampai ada warga ditolak hanya karena tak mampu bayar.
Kukar harus hadir di sisi masyarakat,” ucapnya.
Di Desa Kertabuana, Wabup menyerahkan bantuan alat dan bibit
pertanian. Petani menerima handsprayer, bibit bawang, jagung, hingga herbisida.
Hal serupa dilakukan di Desa Sebulu Ilir. Rendi berharap bantuan tersebut
mendorong produktivitas. “Ke depan, target kami 100 ribu bantuan langsung bagi
petani, nelayan, dan peternak. Ini bagian dari strategi menguatkan ekonomi
non-ekstraktif,” jelasnya.
Sektor infrastruktur juga jadi perhatian. Rendi meninjau
pembangunan jembatan Sebulu yang akan menghubungkan langsung ke Tenggarong.
Tahap kedua sudah dianggarkan Rp136 miliar, meski kebutuhan penuh diperkirakan
mencapai Rp500 miliar. “Harga material naik terus, tapi jembatan ini prioritas.
Harus selesai dalam periode kami hingga 2030,” tekannya.
Kunker sehari itu menunjukkan pola kerja yang tak ingin
hanya mengandalkan laporan di meja. Rendi mengaku lebih percaya dengan fakta
lapangan. “Dengan turun langsung, kita tahu apa yang benar-benar dibutuhkan.
Dari sekolah, kesehatan, pertanian, hingga infrastruktur, semua harus dirasakan
masyarakat,” pungkasnya. (adv/nad)
Tulis Komentar