TENGGARONG, denai.id – Belum genap sepekan usai dilantik, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Aulia Rahman Basri langsung blusukan ke desa-desa. Senin (21/7), Aulia menyambangi Desa Mulawarman dan Bukit Pariaman di Kecamatan Tenggarong Seberang. Dua wilayah yang dikenal sebagai sentra pertanian itu menjadi lokasi awal program nyata Bupati baru dalam memperkuat sektor pangan.
Tak hanya berdialog dengan warga, Aulia datang dengan
membawa bantuan sarana produksi (saprodi) pertanian. Mini excavator, bibit
jagung, obat hama, hingga perlengkapan lain diserahkan langsung kepada gabungan
kelompok tani (Gapoktan) setempat. Hadir mendampingi sejumlah pejabat OPD
teknis, mulai dari Kepala Dinas Pertanian M Taufik, Kepala DKP Muslik, Kepala
Dinas PMD Arianto, Plt Kadis Ketahanan Pangan Ananias, hingga Camat Tenggarong
Seberang Tego Yuwono.
Menurut Aulia, bantuan ini merupakan kelanjutan dari program
Kukar Idaman yang kini bertransformasi menjadi Kukar Idaman Terbaik. Ia
menegaskan, prioritas sektor pertanian tetap menjadi agenda utama pemerintahannya.
“Semua tidak ada bedanya, kami akan terus melanjutkan dukungan bagi petani agar
produksi meningkat dan kesejahteraan mereka bisa terangkat,” ujarnya seperti
dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.
Lebih jauh, Aulia menjelaskan bahwa mini excavator dan
saprodi yang diberikan kini sepenuhnya menjadi milik kelompok tani penerima.
“Gunakan alat ini dengan baik. Mulai hari ini kepemilikan beralih ke Gapoktan
dan Poktan. Jadi pemeliharaan maupun operasionalnya menjadi tanggung jawab
kelompok,” tegasnya.
Harapannya sederhana: peralatan itu mampu mempercepat kerja
petani, meningkatkan produktivitas, sekaligus mengurangi biaya produksi. Bupati
ingin petani Kukar tak lagi bergantung pada cara-cara tradisional, melainkan
beranjak ke arah mekanisasi.
“Memang banyak masalah pertanian seperti jalan usaha tani
dan irigasi yang harus kita selesaikan. Tapi secara bertahap, kita akan geser
dari pertanian manual menuju pertanian modern berbasis teknologi,” tambahnya.
Kehadiran Bupati baru yang langsung turun ke desa memberi
sinyal jelas: Kukar ingin lebih serius menggarap ketahanan pangan. Dukungan
alat dan bibit bukan hanya simbol kepedulian, melainkan investasi jangka
panjang untuk memperkuat sektor pertanian yang selama ini menjadi tulang
punggung ekonomi lokal.
Bagi petani, mini excavator dan saprodi lain tentu menjadi
“senjata” baru. Dengan fasilitas itu, mereka bisa lebih efisien mengolah lahan,
mempercepat musim tanam, dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja
manual. Jika produksi meningkat, kesejahteraan pun diharapkan ikut terdongkrak.
Langkah awal Bupati Aulia di Desa Mulawarman dan Bukit
Pariaman menjadi pesan politik sekaligus harapan besar: pertanian Kukar harus
naik kelas, dari sekadar bertahan hidup menjadi sumber kemakmuran masyarakat
desa. (adv/nad)
Tulis Komentar