TENGGARONG, denai.id – Suasana Pendopo Odah Etam, Kamis (28/8), dipenuhi ratusan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kutai Kartanegara (Kukar). Mereka datang bukan hanya untuk mendengar sambutan, tapi membawa harapan besar: akses permodalan lebih mudah agar usaha mereka bisa naik kelas.
Harapan itu dititipkan lewat forum Business Matching
Pembiayaan serta Edukasi dan Literasi Keuangan UMKM (BIMA ETAM) Seri 6 “Goes to
Kutai Kartanegara” yang dibuka langsung oleh Bupati Kukar Aulia Rahman Basri. Forum
ini menghadirkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI)
Kaltim-Kaltara, hingga sejumlah bank nasional dan daerah.
“UMKM bukan hanya soal mencari nafkah, tapi motor
kemandirian ekonomi daerah. Melalui forum ini, kita ingin ada percepatan agar
mereka lebih kuat dan mampu menembus pasar ekspor,” tegas Aulia seperti dikutip
dari keterangan resmi Pemkab Kukar.
Menurutnya, ada tiga kunci agar bisnis bisa berkembang: ide
dan pasar, regulasi yang mendukung, serta modal. Regulasi, kata Aulia, akan didukung
penuh oleh Pemkab Kukar, terutama terkait perizinan. Namun soal modal, ia
menilai perlu langkah nyata dari perbankan. “Kalau bisa, jangan ada syarat
jaminan. Bunganya pun harus mendukung. Saya percaya pelaku UMKM Kukar amanah
dengan kreditnya,” ujarnya.
Program unggulan Pemkab, Kredit Kukar Idaman Terbaik, kini
menjadi andalan untuk menjawab persoalan klasik permodalan. Skemanya jauh lebih
progresif dibanding program sebelumnya. Kredit bisa diajukan hingga Rp 500 juta
tanpa bunga, dan bagi koperasi maupun BUMDes nilainya mencapai Rp 1 miliar.
“Skema ini diharapkan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa dan
pelaku UMKM,” tambah Aulia.
Lewat forum BIMA ETAM, UMKM tidak hanya bertemu bank, tapi
juga bisa menanyakan langsung produk pembiayaan yang sesuai kebutuhan mereka.
Sementara bank mendapat ruang menjelaskan skema kredit sekaligus memperluas
jangkauan layanan.
Yang menarik, Aulia juga menyinggung peluang ekspor yang
terbuka lewat penerbangan langsung Balikpapan ke Brunei dan sejumlah negara
ASEAN. “Produk UMKM Kukar punya potensi besar masuk pasar luar negeri. Tinggal
bagaimana kita menyiapkan kualitas dan kuantitasnya,” katanya.
Kolaborasi antara Pemkab, OJK, BI, dan Tim Percepatan Akses
Keuangan Daerah (TPAKD) Kukar menjadi bukti bahwa upaya memperkuat UMKM tidak
berjalan sendiri. Dengan dukungan multipihak, Kukar menargetkan UMKM bukan
hanya bertahan di pasar lokal, tapi juga menjadi pemain regional bahkan global.
“Ini momentum penting. Saya berharap pelaku usaha
benar-benar serius memanfaatkan forum ini. Dari sinilah jalan untuk memperluas
usaha dan mempercepat kemajuan ekonomi Kukar,” tutup Aulia. (adv/nad)
Tulis Komentar