SANGATTA, Denai.id — Program Rumah Sakit Apung (RSA) yang digagas dr. Lie Dharmawan segera memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pesisir Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Sumarno, menyampaikan bahwa pihaknya tengah menantikan kedatangan kapal tersebut. RSA direncanakan akan singgah di beberapa titik pesisir seperti Manubar, Sangkulirang, dan Sandaran.
“Kami sangat menunggu kapal dokter terapung ini berlayar ke Kutim. Masyarakat di wilayah pesisir akan mendapatkan layanan kesehatan langsung di tempat,” ujar Sumarno, Jumat (24/10).
Fasilitas dan Layanan Medis Lengkap
RSA tersebut dilengkapi fasilitas kesehatan modern, termasuk ruang operasi, laboratorium, dan dokter spesialis. Kapal berukuran sekitar 41 meter panjang dan 8 meter lebar itu diharapkan mampu memberikan layanan medis setara rumah sakit umum.
Sumarno menjelaskan, kedatangan kapal sempat tertunda karena digunakan untuk kegiatan bersama TNI di Tanjung Priok serta adanya kendala teknis.
“Sekarang kami menunggu informasi lanjutan dari pengelola kapal terkait jadwal keberangkatan berikutnya,” katanya.
Dukungan Dinkes untuk Operasional Kapal
Dinas Kesehatan Kutim memastikan dukungan penuh agar pelayanan RSA berjalan lancar. Salah satunya melalui koordinasi dengan PDAM Kutim untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebanyak tiga ton per hari.
“Kami sudah menyiapkan pengiriman air melalui mobil tangki. Semua kebutuhan logistik akan kami bantu,” jelas Sumarno.
RSA direncanakan akan beroperasi selama tujuh hari di perairan Kutim.
Mendukung Program Pemerataan Kesehatan Daerah
Sumarno menegaskan, program RSA sejalan dengan visi Bupati Kutai Timur yang berkomitmen memperluas akses kesehatan ke wilayah terpencil.
“Bupati sangat mendukung kehadiran kapal dokter terapung ini. Program ini menjadi langkah nyata untuk memastikan masyarakat di pelosok Kutim mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak,” ujarnya.
Dengan adanya RSA, pemerintah daerah berharap kualitas kesehatan masyarakat pesisir Kutai Timur terus meningkat dan kesenjangan akses pelayanan medis semakin berkurang. (sh)
Tulis Komentar