TENGGARONG, denai.id – Wajah Kecamatan Sangasanga jadi sorotan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) H Rendi Solihin. Rabu (2/7), ia melakukan kunjungan kerja dengan agenda monitoring sejumlah pembangunan. Namun, dari rangkaian peninjauan itu, Rendi menekankan satu hal: pembangunan tak boleh hanya fisik, tapi juga harus memberi ruang tumbuh bagi anak-anak dan memperkuat identitas sejarah.
Kunjungan diawali di SD Negeri 015 Sangasanga. Rendi
langsung menyoroti kondisi sekolah yang dinilai kurang layak. Tidak adanya lapangan
upacara membuatnya prihatin. “Kasihan anak-anak kalau tidak ada tempat bermain.
Mereka harus punya ruang, bukan hanya untuk upacara, tapi juga untuk menyimpan
kenangan masa kecilnya,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab
Kukar.
Selain itu, Rendi menyerahkan bantuan paket sembako dan
santunan untuk anak yatim dan warga kurang mampu di Kelurahan Pendingin.
Baginya, pembangunan juga soal kepedulian sosial. “Kita hadir bukan hanya
membawa program, tapi juga perhatian,” katanya.
Isu serius lain muncul saat Rendi meninjau kondisi jalan
longsor di Pendingin. Jalan yang bersebelahan dengan kolam bekas tambang itu
dinilainya rawan dan harus dibangun dengan konstruksi kuat. “Saya minta ini
dikerjakan dengan baik, jangan sampai longsor lagi. Apalagi akses ini vital
untuk warga,” tegasnya sambil berdiskusi dengan perusahaan yang bertanggung
jawab atas perbaikan jalan tersebut.
Di akhir kunjungan, Rendi meninjau progres pembangunan
Patung Bung Karno. Ia ingin kawasan ini segera rampung, bukan sekadar menjadi
monumen, tapi juga pusat kegiatan bersejarah. Ia bahkan menargetkan upacara
Hari Pahlawan 10 November 2025 digelar di sana. “Kalau semua selesai, saya akan
ajak Pak Bupati ke sini. Upacara Hari Pahlawan harus kita laksanakan di area
Patung Bung Karno,” ucapnya.
Rangkaian kunjungan ini menegaskan arah pembangunan Kukar
Idaman Terbaik: membangun infrastruktur yang kokoh, ruang yang ramah anak,
sekaligus menjaga nilai sejarah. Sangasanga dengan warisan perjuangannya bukan
sekadar kecamatan, tapi simbol perlawanan rakyat. Dengan dorongan percepatan
pembangunan, Rendi ingin kawasan ini menjadi pusat aktivitas masyarakat
sekaligus ruang edukasi generasi muda.
Bagi Rendi, pembangunan sejati bukan sekadar mengejar target
proyek, melainkan memastikan setiap program meninggalkan jejak manfaat yang
nyata. Dari lapangan sekolah hingga patung pahlawan, Sangasanga diharapkan
tumbuh sebagai daerah yang membanggakan, baik untuk warganya hari ini maupun
anak-anak di masa depan. (adv/nad)
Tulis Komentar