TENGGARONG, denai.id – Tidak banyak kantor pemerintahan yang memulai aktivitas dengan bacaan kitab suci. Namun di Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kutai Kartanegara (Kukar), tradisi itu sudah tumbuh. Sebelum sibuk dengan tumpukan berkas, para Aparatur Sipil Negara (ASN) lebih dulu membuka mushaf.
Tradisi ini mendapat apresiasi langsung dari Sekretaris
Daerah (Sekda) Kukar, H Sunggono, yang hadir dalam acara khataman Al Quran,
Selasa (1/7). Ia menyebut kebiasaan mengaji di kantor bukan sekadar ritual,
melainkan penopang moral sekaligus etos kerja.
“Kalau pagi sudah diawali dengan ayat suci, insya Allah
kerja lebih tenang, pikiran jernih, dan keputusan yang diambil penuh
keberkahan,” ucap Sunggono seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.
Gerakan Etam Mengaji (Gema) memang sudah dicanangkan Pemkab
Kukar sejak 2021 lewat Perda No 4. Hampir semua organisasi perangkat daerah
ikut menggelar kegiatan serupa. Namun Disperindag menjadi salah satu yang
konsisten, meski diakui masih belum banyak ASN yang rutin hadir.
Plt Kepala Disperindag, Said Fatullah, menyebut kegiatan itu
sederhana, tapi dampaknya terasa. “Minimal lima belas menit sebelum kerja,
suasana kantor jadi berbeda. Lebih adem, hubungan antarpegawai juga lebih
akrab,” katanya.
Sunggono dalam sambutannya bahkan memberi motivasi unik. Ia
menyebut membaca Al Quran tak perlu menunggu fasih. “Yang terbata-bata justru
dapat pahala lebih banyak. Jangan malu, jangan gengsi. Lebih baik terbata-bata
tapi istiqamah daripada fasih tapi enggan membuka mushaf,” tegasnya.
Sekda juga mengingatkan, waktu luang jangan hanya habis
untuk bergosip. Ia menyindir dengan gaya khasnya, “Jangan banyak gibah. Lebih
baik baca satu ayat setiap hari. Pahalanya berlipat, hati jadi tenang, kerja
pun lebih fokus.”
Pesan itu disambut tawa ringan para ASN, tapi maknanya dalam.
Mereka tahu, di balik canda, terselip ajakan serius agar mengaji menjadi bagian
dari keseharian, bukan sekadar program.
Dengan hadirnya khataman ini, Pemkab Kukar berharap budaya
mengaji ASN bisa menular ke masyarakat luas. Dari kantor, ke rumah, hingga
lingkungan sekitar. “Kalau ASN bisa konsisten, masyarakat juga akan ikut,”
pungkas Sunggono. (adv/nad)
Tulis Komentar