TENGGARONG, denai.id - Pj Gubernur Kaltim
Akmal Malik bersama Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah melakukan
pencanangan Pengukuran dan Intervensi serentak pencegahan Stunting di Provinsi
Kalimantan Timur, Rabu (12/6) di Posyandu Asoka Desa Loa Janan Ulu Kecamatan Loa
Janan Kukar. Ditandai pelepasan balon dan penandatanganan prasasti peresmian
Posyandu Asoka.
Acara juga dihadiri oleh Ketua TP PKK Kukar
Maslianawati Edi Damansyah, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab
Kukar Ahyani Fadianur Diani, Kepala Dinas PMD Kukar Arianto, Ketua DWP Kukar
Yulaikah Sunggono dan juga perwakilan Kabupaten dan Kota se Kalimantan Timur
baik secara daring maupun luring.
Dalam kesempatan tersebut juga di serahkan
program Go Bas yang merupakan CSR dari PT MHU untuk penanganan Stunting kepada
20 anak Asuh Sebesar 36 juta yang diserahkan kepada Kepala Dinas PMD Kukar
Arianto dan juga diserahkan penanganan Stunting CSR dari PT Anugerah Bara
Kaltim dan Mitra kerja kepada Kecamatan Loa Janan sebesar 10 Juta rupiah.
Bupati Kukar Edi Damansyah bersama PJ
Gubernur Kaltim Akmal Malik juga menyerahkan piagam penghargaan kepada Posyandu
Menur 027, posyandu Menur 028, posyandu Menur 029, posyandu Baiturrahman,
posyandu Sari Mulya, posyandu Melati, posyandu Mawar, posyandu Warga Tunggal
dan Posyandu Kenanga atas keberhasilan mencapai 100 persen dalam kegiatan bulan intervensi Stunting
secara serentak di wilayah kerja Puskesmas Loa Janan.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Kukar
mengatakan bahwa Pemkab Kutai Kartanegara terus berkomitmen dalam upaya
penurunan angka stunting melalui berbagai program strategis dan intervensi.
Edi berharap Penanganan Stunting yang
dicanangkan hari ini jangan sampai hanya sekedar seremonial tetapi semuanya
harus bergerak. “untuk Kukar saya pastikan penurunan stunting berjalan lancar
dan semua telah dilakukan di tahun 2023, saya tidak terlalu bangga dengan
penurunan sekitar 10 persen karena saya ingin di Kukar zero Stunting,” imbuhnya.
Edi juga sangat sepakat dengan PJ Gubernur
Kaltim Akmal Malik yang harus diperbaiki adalah data karena data sangatlah
penting untuk pengetesan stunting. “Jadi jangan sampai nanti tim di lapangan
bekerja tidak mengunakan data dan waktunya habis hanya untuk mencari,” imbuhnya.
Ia juga memastikan bahwa dengan beberapa
inovasi pada program kerja penurunan Stunting maka diperlukan kolaborasi agar
tahun 2024 angka stunting di Kutai Kartanegara kembali turun hingga zero.
Menurutnya, Pencanangan Pengukuran dan
Intervensi merupakan bagian dari upaya penanganan stunting untuk memastikan
setiap anak di Kutai Kartanegara mendapatkan pengukuran status gizi yang akurat
dan mendapatkan intervensi gizi yang diperlukan dengan melibatkan seluruh
elemen masyarakat dan berbagai pihak terkait, diharapkan upaya ini dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Diakhir ia menegaskan untuk terus
berkolaborasi, berkomitmen dan bekerja keras dalam upaya menurunkan angka
stunting khusus di Kutai Kartanegara.” Dengan langkah-langkah konkret dan
berkelanjutan untuk dapat mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif,
serta berkontribusi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 maka perlu kolaborasi
berbagai pihak termasuk pemerintah provinsi dan juga dunia usaha”tegasnya
mengakhiri. (adv/nad)
Tulis Komentar