Pemkab Kukar Paparkan Strategi Tekan Stunting, DP2KB Jadikan Genting Jadi Ujung Tombak

$rows[judul] Keterangan Gambar : Pemkab Kukar ikut ambil bagian dalam Konsolidasi dan Monev capaian Genting tingkat Kaltim–Kaltara di Gedung Bangga Kencana BKKBN Kaltim, Senin (16/6).

SAMARINDA, denai.id – Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) kembali jadi sorotan. Kali ini, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ikut ambil bagian dalam Konsolidasi dan Monitoring Evaluasi (Monev) capaian Genting tingkat Kaltim–Kaltara yang digelar di Gedung Bangga Kencana BKKBN Kaltim, Senin (16/6).

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kukar, Dafip Haryanto, hadir langsung mewakili Pemkab. Di depan jajaran BKKBN dan daerah lain, Dafip memaparkan strategi Kukar dalam percepatan penurunan stunting.

“Mulai April sampai Juni 2025, kami lakukan sosialisasi ke TPPS kecamatan, OPD sesuai tugasnya, hingga masuk dalam RKPD tematik kemiskinan ekstrem dan stunting,” jelasnya seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.

Langkah itu, kata Dafip, bukan sekadar administrasi. Ada hasil nyata yang bisa dirasakan: angka stunting di Kukar menunjukkan tren menurun. “Ada progres signifikan, meskipun tantangannya masih banyak,” tambahnya.

Menurutnya, Genting tak hanya bicara soal nutrisi. Bantuan yang diberikan terbagi dua. Pertama, bantuan gizi berupa PMT (pemberian makanan tambahan). Kedua, non-nutrisi, seperti fasilitasi kepesertaan BPJS Kesehatan bagi keluarga kurang mampu, termasuk yang memiliki balita, serta edukasi lewat seminar kesehatan.

Namun, Dafip tak menutup mata. Ada kendala di lapangan. Salah satunya koordinasi kewenangan dengan pemerintah provinsi dalam hal pembinaan perusahaan. Belum lagi sistem pelaporan CSR perusahaan yang belum terintegrasi dengan baik. Akibatnya, data bantuan sering tidak sinkron antara kabupaten dan provinsi.

“Padahal, pembiayaan dari pihak ketiga ini sangat penting. Saat ini, alokasi dari perusahaan lebih banyak untuk bencana dan pembiayaan BPJS, belum sepenuhnya fokus ke stunting,” bebernya.

Di forum itu, Dafip menegaskan kembali perlunya kerja bareng lintas sektor. Dari desa, kecamatan, hingga kabupaten harus solid. Integrasi data, koordinasi dengan swasta, dan sinergi antar lembaga jadi kunci. “Kita butuh percepatan yang terintegrasi. Hanya dengan begitu, target penurunan stunting bisa tercapai,” tandasnya.

Konsolidasi yang dibuka Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Nurizky Permanajati, diikuti kabupaten/kota se-Kaltim dan Kaltara, baik tatap muka maupun virtual. Dari Kukar, tim pengendali Genting ikut hadir, bergabung bersama daerah lain seperti Kutim dan Samarinda.

Lewat forum ini, pemerintah daerah berharap bisa menyatukan langkah, menutup celah koordinasi, dan memperkuat Genting sebagai garda terdepan perang melawan stunting. (adv/nad)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)