Menteri Lingkungan Hidup dan Gubernur Kaltim Dorong Konservasi Pesut dan Wisata Pela

$rows[judul] Keterangan Gambar : Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menerima Kunjungan Kerja Menteri Lingkungan Hidup RI dr Hanif Faisol di dermaga Desa Pela Kecamatan Kota Bangun, Kamis (3/7).

KOTA BANGUN, denai.id – Dermaga Desa Pela, Kamis (3/7), berubah ramai. Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH RI, dr Hanif Faisol, bersama Gubernur Kaltim Rudi Mas’ud dan rombongan pejabat eselon I kementerian, lembaga internasional, hingga perusahaan migas, turun langsung meninjau kawasan Danau Mahakam.

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dr Aulia Rahman Basri menyambut mereka bersama jajaran Pemkab, camat, kepala desa, hingga tokoh masyarakat. Kedatangan menteri disambut hangat: selendang manik-manikan dikalungkan, papan nama Desa Pela dibuka. Desa yang sejak 2019 ditetapkan sebagai desa wisata ini kini resmi menyandang status baru: Desa Konservasi Pesut Mahakam dan Wisata Edukatif.

Bupati Aulia menyebut, momentum ini tidak sekadar seremoni. Kehadiran Menteri Lingkungan Hidup, Gubernur, hingga perwakilan UNEP dan UNDP di Pela menjadi dorongan penting bagi percepatan pembangunan Kukar yang berbasis kelestarian alam.

“Kami ingin Kukar Idaman Terbaik bukan hanya jargon, tapi terbukti berprestasi. Konservasi dan wisata berkelanjutan harus berjalan beriringan,” tegasnya seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.

Aulia lantas memaparkan profil Kukar yang punya kekayaan luar biasa: luas wilayah 27 ribu km², 20 kecamatan, dan lebih dari 225 desa. Kukar juga menyimpan flora-fauna unik, termasuk satwa dilindungi seperti Pesut Mahakam, bekantan, dan orangutan. Namun, ia mengingatkan, tantangan besar masih ada.

“Pertambangan masih mendominasi lebih 77 persen ekonomi Kukar. Kita harus mulai transformasi ke sektor hijau, pariwisata, pertanian, dan industri kreatif,” tambahnya.

Desa Pela sendiri sudah membuktikan bisa. Pokdarwis Bekayuh Baumbai Bebudaya berhasil mengangkat nama Pela hingga level dunia: masuk 50 besar ADWI, juara lomba desa wisata, bahkan meraih penghargaan Kalpataru 2024. “Kekuatan masyarakat, kearifan lokal, dan alam adalah modal kita,” ucap Ketua Pokdarwis Alimin Azarbaijan.

Menteri Hanif Faisol mengapresiasi kiprah warga Pela. Menurutnya, keberhasilan desa ini bisa jadi model kolaborasi konservasi dan kesejahteraan. “Pesut Mahakam adalah warisan dunia. Menjaganya sama dengan menjaga masa depan masyarakat,” ujarnya.

Kunjungan kerja ini juga dirangkai dengan penyerahan bantuan, mulai lampu penerangan jalan tenaga surya dari SKK Migas–Pertamina Hulu Mahakam, buku rencana pengelolaan ekosistem gambut Kukar, hingga fasilitas pendukung wisata ramah lingkungan.

Dengan dukungan pemerintah pusat, daerah, akademisi, dan masyarakat, Pela kini jadi wajah baru Kukar. Desa nelayan di tepian Danau Mahakam itu pelan-pelan tumbuh menjadi destinasi ekowisata yang tak hanya menjanjikan keindahan alam, tapi juga masa depan lestari. (adv/nad)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)