TENGGARONG, denai.id – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)
menjadi perhelatan akbar bagi umat Islam, yang bertujuan mendorong umat islam
mempelajari kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) bukan sekedar lomba untuk
mencari qori dan qoriah, hafidz dan hafidzah terbaik, akan tetapi MTQ adalah
suatu upaya kongkrit umat islam untuk menggali nilai-nilai luhur melalui
pendalaman arti dan makna yang terkandung didalam Al-Qur’an.
Demikikan dikatakan Bupati Kukar Edi Damansyah dalam pesan
tertulisnya yang dibacakan Sekretaris kabupaten Kukar Dr Sunggono pada acara
ekspose pelaksanaan MTQ ke-44 Tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2023
yang akan berlangsung di Kecamatan Kota Bangun Darat, sekaligus membuka Rapat
Kerja LPTQ Kukar di Pendopo Odah Etam Tenggarong, Kamis (2/11).
Sunggono juga mengatakan, MTQ adalah merupakan sarana agar
umat islam lebih tekun membaca, mempelajari dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an
ditengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi sehingga terlahir
pribadi-pribadi yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi namun tetap
rendah hati.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Dibawah Kepemimpinan
Bupati Edi Damansyah Dan Wakil Bupati H Rendi Solihin dengan slogan “Kukar
Idaman” Inovatif, Berdaya Saing Dan Mandiri. Dia berkeyakinan diawali dengan
niat yang tulus dan mulia, semata mengharap ridha Allah SWT Sdr. Camat Kota
Bangun Darat selaku Ketua Umum Panitia Pelaksana beserta seluruh jajarannya
mampu mengemban amanah yang diberikan untuk menyelenggarakan perhelatan akbar
MTQ Ke-44 Tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2023 ini.
Dalam kesempatan yang mulia ini kita sama-sama akan
mendengarkan secara langsung kesiapan dan ekspose dari Kecamatan Kota Bangun
Darat sebagai tuan rumah seperti kesiapan pemondokan kafilah, arena lomba,
sarana parkir dan fasilitas kesehatan termasuk keamanan dan kenyamanan, serta
fasilitas-fasilitas lainnya yang mendukung pelaksanaan Musabaqah Tilawatil
Qur’an (MTQ).
Kegiatan ekspose ini hendaknya juga bisa dijadikan sarana
evaluasi secara menyeluruh atas pelaksanaan MTQ tahun sebelumnya dengan
memperhatikan kekurangan dan kelebihannya, kekurangan harus kita perbaiki
sedangkan yang kelebihan harus kita tingkatkan.
Dan dia yakin Panitia pelaksana juga telah belajar banyak
dengan Kecamatan Loa Kulu sebagai tuan rumah MTQ ke-43 Tahun 2022 yang lalu,
sehingga pelaksanaan MTQ tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
Sunggono berpesan kepada Seluruh Camat dan terlebih
Sekretaris Kecamatan selaku Ketua LPTQ Kecamatan agar mampu mengelola Lembaga
Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) di setiap Kecamatan, cetak qori/qoriah,
hafidz/hafidzah sehingga tidak ada lagi Kecamatan yang menggunakan qori/qoriah
dan Hafidz/Hafidzah dari Kecamatan lain.
Segera dirikan dan bentuk Rumah Qur’an (BAITUL QUR’AN),
disitulah wadah untuk pencarian bakat bagi putra dan putri kita menjadi
qori/qoriah dan hafidz/hafidzah dan mempersiapkan secara dini sebagai peserta
MTQ. Laksanakan MTQ Tingkat Kecamatan setiap tahunnya, hanya dengan
melaksanakan MTQ Tingkat Kecamatan setiap tahunnya diperoleh calon peserta MTQ
untuk mengikuti MTQ Tingkat Kabupaten, kedepan saya mohon tidak ada lagi
Kecamatan yang tidak menyelenggarakan MTQ.
Sunggono yakin dan percaya semua mampu melaksanakan itu
semua. Hal ini dirasakan memang sulit tetapi pasti bisa, selagi ada kemauan
yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi LPTQ. Ajak semua pemangku
kepentingan di wilayah saudara, mulai dari Pemerintah Kecamatan, Pemerintah
Desa yang didukung kekuatan swasta dan masyarakat, dengan semangat Betulungan
Etam Bisa, saya yakin pekerjaan ini akan menjadi lebih mudah.
Diakhir sambutannya Sunggono berharap, dalam rapat kerja
nanti dapat dibahas hal-hal strategis yang berkaitan bukan hanya masalah
penyelenggaraan MTQ, juga agar dibahas bagaimana melembagakan lembaga-lembaga
pendidikan Al-Qur’an yang saat ini telah berkembang dimasyarakat.
“Kita harus menyadari, LPTQ sangat tergantung dengan
lembaga-lembaga itu, karena lembaga-lembaga inilah yang selama ini telah
berhasil mencetak Qori-Qoriah, Hafidz-Hafidzah, Mufasir-Mufasiroh yang telah
terbukti mampu mempertahankan Juara Umum MTQ Tingkat Provinsi Kaltim enam kali
berturut-turut,” tuturnya.
“Kedua, tolong rumuskan kembali pola pembinaan yang sudah
ada ini, untuk lebih ditingkatkan, dan dilaksanakan secara terus menerus.
Pembinaan tidak hanya dilakukan pada saat mau pelaksanaan MTQ saja berupa TC,
namun lebih dari itu, tolong buat kurikulum pembinaan peserta MTQ secara
berkelanjutan dan ketiga tolong rumuskan kebijakan apa yang tepat untuk
menampung Alumni-Alumni Juara MTQ, agar keberadaan mereka terus tersambung
dengan LPTQ, tidak terputus,” harap Sunggono. (adv/nul)
Tulis Komentar