TENGGARONG, denai.id – Suasana Sholat Idul Adha 1446 H di Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Jumat (6/6), terasa berbeda bagi masyarakat Kutai Kartanegara. Bupati Edi Damansyah hadir bukan hanya menyampaikan pesan religius, tetapi juga sekaligus pamit jelang berakhirnya masa jabatannya.
Dalam sambutannya, Edi menekankan makna Idul Adha sebagai
momentum memperkuat semangat berbagi dan solidaritas. Menurutnya, ibadah qurban
tidak semata ritual, tapi juga wujud nyata kepedulian sosial. “Pengorbanan
bukan hanya materi, tetapi juga waktu, tenaga, dan pikiran untuk kemaslahatan
bersama,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.
Edi mengingatkan, jutaan umat Islam di Tanah Suci sedang
menunaikan ibadah haji. Kebersamaan itu menjadi cermin persatuan. “Kesatuan
umat di Tanah Suci harus jadi inspirasi kita dalam membangun kebersamaan di
daerah,” tambahnya.
Namun, di balik pesan religius tersebut, sambutan Edi juga
bernuansa perpisahan. Ia menyebut momentum Idul Adha tahun ini sekaligus
menandai penghujung masa baktinya memimpin Kukar. Masa jabatannya akan berakhir
setelah dilantiknya bupati dan wakil bupati hasil Pemungutan Suara Ulang (PSU).
“Terima kasih atas kebersamaan dan kerja bersama selama saya
menjalankan amanah ini. Tentu ada kekurangan dan kekhilafan. Dengan kerendahan
hati, saya memohon maaf sebesar-besarnya,” ucapnya, disambut takbir dan doa
jamaah.
Bagi sebagian warga, pidato itu meninggalkan kesan mendalam.
Idul Adha yang biasanya identik dengan gema takbir dan penyembelihan hewan
qurban, kali ini juga menjadi momen perpisahan seorang pemimpin yang dikenal
dekat dengan masyarakat.
“Beliau pamit dengan cara yang sederhana, tapi penuh makna.
Itu bikin suasana Idul Adha tahun ini terasa haru,” kata Ahmad, salah seorang
jamaah.
Edi menutup sambutannya dengan doa agar semangat qurban bisa
terus hidup di tengah masyarakat Kukar. “Melalui Idul Adha mari etam raih
ketulusan dan tingkatkan kepedulian dalam mencapai ketaatan kepada Allah SWT,”
pungkasnya. (adv/nad)
Tulis Komentar