Bupati Kukar Tinjau Rice Transplanter di Tenggarong Seberang, Dorong Modernisasi Pertanian

$rows[judul] Keterangan Gambar : Bupati Kukar Edi Damansyah meninjau penggunaan rice transplanter di Tenggarong Seberang, Sabtu (24/5).

TENGGARONG, denai.id – Sawah di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, Sabtu (24/5), tampak berbeda dari biasanya. Para petani tak lagi menanam padi dengan cara manual. Mereka mencoba mesin penanam padi modern, rice transplanter, yang mampu menancapkan bibit secara cepat dan rapi.

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah hadir langsung meninjau penggunaan alat ini. Ia menyebut, inovasi teknologi pertanian semacam ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah daerah mendorong swasembada pangan.

“Alat penanam padi ini bisa mempercepat proses tanam sekaligus mengurangi ketergantungan tenaga kerja. Harapannya, produktivitas meningkat dan petani bisa panen lebih dari sekali dalam setahun,” ujar Edi seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.

Menurutnya, penggunaan rice transplanter membuka peluang besar bagi petani Kukar. Jika selama ini penanaman membutuhkan banyak waktu dan tenaga, dengan alat modern ini, target program tiga kali panen setahun bisa lebih realistis diwujudkan.

“Kalau menanam cepat, tentu siklus tanam-panen juga lebih singkat. Inilah yang kita dorong agar petani bisa merasakan hasil lebih banyak tanpa terbebani cara kerja tradisional,” tambahnya.

Bupati juga menekankan pentingnya peran generasi muda. Dunia pertanian, katanya, kini bukan lagi identik dengan kerja keras manual yang melelahkan. Dengan modernisasi, sektor ini justru semakin menjanjikan.

“Kami ingin anak muda Kukar melihat pertanian sebagai sektor masa depan. Dengan teknologi, pertanian bisa lebih efisien, lebih modern, dan tentu lebih menarik untuk digeluti,” katanya penuh harap.

Kehadiran mesin tanam padi di Bangun Rejo pun disambut antusias para petani. Mereka menilai alat tersebut mampu meringankan pekerjaan sekaligus memperbesar peluang hasil panen. Tak hanya itu, efisiensi waktu juga memberi ruang bagi petani untuk mengelola usaha lain di sela-sela musim tanam.

Edi berharap langkah ini menjadi inspirasi bagi kelompok tani di kecamatan lain. Dengan kolaborasi dan semangat gotong royong, modernisasi pertanian bisa menjadi gerakan bersama untuk mewujudkan Kukar sebagai lumbung pangan di Kalimantan Timur.

“Kita ingin Kukar tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan daerah, tapi juga bisa memberi kontribusi lebih luas bagi ketahanan pangan nasional,” tegasnya. (adv/nad)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)