JAKARTA –
Insiden penyanderaan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, berimbas pada
frekuensi penerbangan ke Papua. Hingga kemarin, sebanyak 70 persen flight ke
Papua dihentikan.
”Confident di
antara pilot-pilot kami tidak memungkinkan adanya penerbangan lagi di wilayah
pegunungan (Papua),” ujar Susi Pudjiastuti, pendiri Susi Air. Dia mengatakan,
banyak pilot yang merasa trauma terbang ke Papua.
Apalagi,
hingga 23 hari sejak awal penyanderaan, keberadaan Philip belum diketahui.
”Kami tetap berharap dan berdoa pilot kami Capt Philip bisa dibebaskan, tanpa
syarat kalau bisa,” kata Susi.
Sebelum
penyanderaan Philip, secara keseluruhan rata-rata penerbangan Susi Air di Papua
berkisar 70 - 120 flight per hari. Pasca peristiwa itu, jumlah penerbangan
turun signifikan.
Dalam sekali
terbang, Pilatus Porter bisa membawa tujuh sampai sembilan penumpang atau 900
kilogram muatan. Dengan berkurangnya penerbangan, bukan hanya mobilitas
masyarakat yang terganggu, suplai kebutuhan masyarakat pun terhambat. Sebab,
Pilatus Porter hanya terbang ke daerah yang tidak bisa didarati pesawat
karavan. ”Jadi, kalau Pilatus Porter tidak terbang. Hanya bisa digantikan oleh
helikopter,” bebernya.
Karena itu,
Susi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua. Sebab, banyak penerbangan
Susi Air yang kini harus berhenti. Apalagi ada satu pesawat mereka yang dibakar
KST.
Susi
mengungkapkan bahwa dirinya kenal betul dengan Philip dan keluarganya.
Khususnya istri Philip yang berasal dari Pangandaran, Jawa Barat. Menurut Susi,
Philip terbang di Papua sejak 2020. Dia dipercaya menjadi captain pilot untuk
penerbangan dengan pesawat Pilatus Porter.
Mantan
menteri kelautan dan perikanan itu memastikan, Philip merupakan pilot andal.
Selain Pilatus Porter, dia mampu menerbangkan beberapa jenis pesawat lain.
Sebagai captain pilot, Philip memiliki jam terbang tinggi. Dia paham medan,
tantangan alam, dan kondisi bandara-bandara di Papua. Termasuk Lapter Paro.
Saat terbang
ke distrik tersebut, Susi tegas menyatakan tidak ada peringatan. ”Pagi itu
tidak ada alert apapun,” imbuhnya. Paro merupakan salah satu distrik di Papua
Pegunungan yang masuk dalam kontrak antara Susi Air dengan pemerintah. Daerah
tersebut harus diterbangi oleh Susi Air lantaran ada dalam daftar penerbangan
perintis.
”Rute perintis
itu adalah rute yang ditentukan oleh pemerintah untuk diterbangi dan 65 persen
disubsidi pemerintah,” jelas dia. Karena itu, tiket penerbangan perintis sangat
terjangkau untuk masyarakat Papua. Hanya Rp 250 ribu.
Berdasar
data Susi Air, kontrak tersebut mereka peroleh setelah enam tahun terbang di
Papua sejak 2006. Pada 2012, mereka mendapat kepercayaan tersebut lantaran
maskapai lain sudah tidak terbang di sana.
Terkait
upaya pencarian Philips, Susi menyerahkan secara penuh kepada otoritas setempat.
Baik pemerintah daerah maupun aparat keamanan. ”Saya dengan pemerintah daerah
terus melakukan soft approach, TNI - Polri juga melakukan persiapan-persiapan
untuk penjemputan,” tambah dia.
Diakui oleh
Susi, peristiwa yang dialami oleh Philip sangat mengejutkannya. Dia sama sekali
tidak ingin hal buruk menimpa pilot Susi Air. Usai menyampaikan keterangan
kepada awak media kemarin, dia tampak berkaca-kaca dan berusaha menyeka air
mata. "Memperjuangkan kemerdekaan dengan mengambil kemerdekaan orang lain
itu bukan cara yang bijak," ujarnya.
Penasihat
hukum Susi Air, Donal Fariz menyampaikan bahwa pihaknya sudah mendapat
informasi bahwa Pemerintah Kabupaten Nduga mengutus orang yang bisa
berkomunikasi dengan KST. Namun, informasi detail terkait komunikasi tersebut
belum diterima Susi Air. ”Satu hal yang pasti, kelompok penyandera tidak
mencoba atau tidak melakukan komunikasi apapun kepada perusahaan. Jadi zero komunikasi,”
tegasnya.
Sebelumnya,
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono telah menegaskan bahwa pihaknya masih
terus mengupayakan penyelamatan Philip. Berbagai langkah dilakukan TNI bersama
Polri dan pemerintah daerah di Nduga. Mereka juga melibatkan tokoh masyarakat,
tokoh adat, dan tokoh agama. Namun, sampai kemarin ikhtiar itu belum membuahkan
hasil.
Sementara itu,
KST kembali menyerang personel TNI yang bertugas di wilayah Kabupaten Yahukimo.
Akibatnya, seorang prajurit Kodim 1715/Yahukimo gugur. Aksi itu juga
menyebabkan dua prajurit Angkatan Darat mengalami luka tembak. ”KST telah menyerang
dan menembak Personel Kodim 1715/Yahukimo di kilometer 4 Jalan Paradiso Distrik
Dekai,” ungkap Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Kavaleri
Herman Taryaman.
Herman
menyebut, serangan itu terjadi pukul 15.30 WIT. Identitas prajurit yang gugur
akibat serangan tersebut adalah Pratu LW. Sedangkan dua prajurit yang mengalami
luka tembak adalah Pratu NS dan Sertu RS. Mereka kini berada di Rumah Sakit
Yahukimo. Sampai kemarin sore, kontak tembak KST dengan prajurit TNI di
Yahukimo masih terjadi. Dalam kontak tembak itu dikabarkan bahwa dandim
1715/Yahukimo juga mengalami luka tembak. (nad)
Tulis Komentar