JAYAPURA, denai.id - Di kafe tepi laut di kawasan ruko
dok Kota Jayapura itu, ada yang tengah bekerja, ada yang bersantai, ada pula
yang berkumpul bersama keluarga. Ketika tiba-tiba lindu berkekuatan magnitudo
5,4 mengguncang kemarin (9/2) siang dan kafe itu pun ambruk ke laut.
Suasana kegembiraan di Cirita Cafe seketika berubah jadi
teriakan histeris. ”Ada pengunjung yang menjadi korban dan empat di antaranya
dilaporkan meninggal, tapi informasi tersebut akan kami pastikan kembali dengan
mengecek identitas korban di rumah sakit,” ucap Kapolresta Jayapura Victor D.
Mackbon di sela pantauan lapangannya kemarin seperti dilansir dari Cenderawasih Pos.
Belum diketahui pasti berapa total orang yang berada di kafe
saat gempa terjadi. Tapi, Victor menyebut ada tujuh orang yang berhasil dievakuasi
dengan selamat oleh tim gabungan dari Polair dan Lantamal X Jayapura.
Termasuk yang selamat satu keluarga berisi empat orang yang
tengah berada di kafe tersebut. Selain kejadian di kafe tersebut, di Hamadi
Rawa juga terjadi kebakaran. Namun, dari kebakaran itu, dipastikan tak ada
korban jiwa.
Rentetan gempa yang terjadi sejak Rabu malam hingga Kamis
sore itu membuat sejumlah gedung juga mengalami kerusakan. Masjid Nurul Amin
Yapis, GKI Maranatha Polimak 1, gedung Hasrat Abadi Polimak, serta gedung wali
kota dan Dinsos Kota Jayapura termasuk yang mengalami kerusakan.
Begitu pula bangunan Mal Jayapura, gedung Universitas Yapis,
hingga gedung kantor gubernur Papua yang baru, termasuk sejumlah rumah warga.
Tak sedikit warga yang panik. Bahkan, pasien di RSUD Dok II juga sempat
dikeluarkan dari gedung untuk mengantisipasi jika terjadi hal-hal tak
diinginkan.
Gempa juga membuat banyak pegawai kantor dan pengunjung
pusat perbelanjaan yang berhamburan ke luar ruangan. Di Saga Dok V Jayapura,
bahkan ada salah seorang pengunjung yang pingsan.
Berdasar hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG), sejak gempa bumi M4,9 (update M5,4) yang mengguncang Kota
Jayapura pada 2 Januari lalu, hingga kemarin (9/2) pukul 20.07 WIT telah
terjadi gempa bumi di wilayah sekitar ibu kota Papua tersebut 1.108 kali.
Sebanyak 144 kejadian di antaranya dirasakan masyarakat.
Terpisah, Kepala BPBD Papua William Manderi mengeluhkan 1.000-an gempa yang melanda Jayapura dan sekitarnya, tapi hanya memiliki satu sirene peringatan dini di belakang kantor MRP (Majelis Rakyat Papua). ”Alat itu fungsinya untuk memberikan pesan alarm kepada masyarakat ketika terjadi gempa dengan kapasitas magnitudo yang lebih besar dan punya potensi terjadi tsunami,” ungkap William.
William, punya jarak jangkau 3 km dan sangat minim. Padahal, kata dia, Jayapura, khususnya di pesisir pantai mulai Base G hingga daerah Skouw, rawan dan sirene seharusnya ada. (nad)
Tulis Komentar