TENGGARONG, denai.id – Olahraga bejaguran (bertinju) kini bukan sekadar hiburan, tapi jadi wadah anak muda Kutai Kartanegara (Kukar) menyalurkan bakat dan energi. Hal itu ditegaskan Bupati Kukar, Edi Damansyah, saat membuka sekaligus menyerahkan sabuk juara dalam event Bejaguran garapan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar bersama Asosiasi Olahraga Kombat Indonesia (AOKI), Jumat (20/6).
“Pemkab Kukar sangat mengapresiasi kegiatan ini. Kalau bisa
kita jadikan agenda tahunan, agar anak-anak muda yang hobi bejagur punya arena
resmi untuk menunjukkan kemampuan,” kata Edi seperti dikutip dari keterangan
resmi Pemkab Kukar.
Menurutnya, bakat bertarung anak muda harus diarahkan ke
jalur yang benar. “Kalau jago cuma di kampung, itu kampungan. Tapi kalau jago
di atas ring, banyak yang mengidolakan, terutama cewek-cewek,” ucapnya disambut
tawa penonton.
Bejaguran di Taman Tanjong Tenggarong kali ini menjadi
panggung unjuk gigi bagi petarung lokal. Salah satunya Devan Febra, yang
berhasil mempertahankan sabuk juara setelah bertarung sengit melawan Rama S.
Edi pun memberikan ucapan selamat langsung kepada Devan.
Bupati bahkan memberi dukungan lebih, ketika mendengar ada
rencana salah satu atlet akan bertanding ke Malaysia. “Kalau bisa, Devan juga
dibawa. Tiket, ongkos makan, dan hotel nanti Pemkab yang tanggung, tinggal Bung
Rudi Agustian (Ketua AOKI) urus di Kuala Lumpur,” ujarnya.
Event yang berlangsung dua hari, 20–21 Juni itu, dikemas
dengan konsep hiburan “Bejaguran Entertainment”. Tak hanya duel serius, tapi
juga menghadirkan laga ekshibisi seperti Dave Kahu dari Protokol Kukar melawan
Taufiq dari Protokol DPRD Kukar, hingga partai seru antara Mahendra Setiawan
dan Muhamad Ilham.
Meski istilah bejaguran berasal dari bahasa Kutai yang berarti
berkelahi, event ini sama sekali bukan adu jotos sembarangan. Dengan wasit,
juri, dan sistem penilaian resmi, bejaguran menjadi sarana menyalurkan energi
anak muda dengan cara sportif dan terarah.
Edi pun meminta Dispora mengaktifkan kembali ring di Stadion
Tenggarong Seberang, agar pemuda Kukar punya tempat rutin berlatih. “Kalau ada
fasilitas latihan, mereka bisa terus berkembang dan ke depan mungkin ada yang
bisa tembus ke level nasional maupun internasional,” ujarnya.
Harapannya jelas: bejaguran jadi event tetap, sekaligus batu
loncatan bagi anak muda Kukar untuk melangkah lebih jauh di dunia olahraga
tarung. “Saya ingin kegiatan ini terus berlanjut, menjadi ruang bagi
putra-putri Kukar menyalurkan minat dan bakatnya,” pungkas Edi. (adv/nad)
Tulis Komentar