TENGGARONG, denai.id – Kecamatan Tenggarong
Seberang dengan mayoritas penduduk desa yang berprofesi sebagai petani,
pembangunan infrastruktur penunjang pertanian menjadi sangat penting untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Demi meningkatkan pertanian dalam
arti luas, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memberikan
dorongan dan fasilitas bagi para petani agar bisa terus maju dan berkembang.
Pemkab Kukar sangat bangga memiliki petani
yang berasal dari Tenggarong Seberang yang telah berhasil dengan pembudidayaan
jamur tiramnya. Dari keberhasilannya tersebut, I Made Susana telah menjadi
inspirasi banyak petani jamur dan telah banyak memberikan ilmunya keberbagai
pelatihan – pelatihan pembudidayaan jamur tiram.
“Metode yang dilakukan oleh pak Made ini
telah banyak membuahkan hasil yang maskimal, dengan keberhasilannya ini tentu
saja kita bangga petani Kukar bisa memberikan inspirasi kepada petani lain
untuk berkembang lebih baik lagi,” ucap Bupati Kukar Edi Damansyah pada saat
mengunjungi tempat pembudidayaan jamur tiram milik I Made Susana, di Desa Kerta
Buana, Sabtu (15/6).
Selanjutnya dikatakannya Edi, pengembangan
jamur milik Made Di Desa Kerta Buana Tenggarong Seberang sudah berhasil
mengembangkan jamur dengan baik sehingga ditetapkan sebagai pusat
pelatihan.Pemkab Kukar selalu siap untuk memfasilitasi dan mendukung pengelolaan
pertanian di Kukar agar terus maju dan berkembang.
“Untuk para petani yang ingin belajar
berbudi daya jamur seperti ini, silahkan datang ke Desa Kerta Buana, nanti
Pemkab Kukar akan memfasilitasinya, banggalah menjadi petani,” serunya.
Didampingi dengan kepala Distanak Kukar
Muhammad Taufik, Camat Tenggarong Seberang Tego Yuwono, Kades Kerta Buana I
Dewa Ketut Adi Basuki, Bupati Edi Damansyah dengan seksama mendengarkan
penjelasan dari I Made Susana pengelola jamur tiram Petani Milenial Kaltim,
dari awal pembuatan budidaya jamur Satu kali periode budidaya jamur tiram
memakan waktu kurang lebih 120 hari. Pembuatan baglog setidaknya butuh 7 hari,
inkubasi 30 hari, dan 80 hari masa tumbuhnya jamur. Dalam waktu 4 bulan
tersebut, setiap baglog dapat dipanen antara 4 sampai 5 kali.
“Dengan berbagi pengalaman dan mendukung
segala upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat. Saya berharap dengan
adanya kelompok-kelompok tani jamur tiram yang terbangun, di Kukar khususnya di
wilayah Kecamatan Tenggarong Seberang, memiliki komoditas unggulan dengan
kapasitas produksi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat lokal maupun
kota-kota sekitar,” ungkap Pak Made Susana.
Ke depan diharapkan bagaimana pemerintah
bisa memotivasi para pemuda agar mau mengembangkan profesi pertanian. Jika
ditekuni dan dikembangkan dengan baik. jamur yang dikembangkannya kurang lebih
sudah berjalan enam tahun tersebut. Berhasil memproduksi setiap hari 150
kilogram dikalikan harga jual Rp 30 ribu per kilogram. (adv/nad)
Tulis Komentar