GRESIK, denai.id - Konstruksi smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jatim, dikebut. Target proyek tersebut selesai Desember 2023. Saat ini, di sejumlah blok area, pekerjaan konstruksi sudah ada yang mencapai 63 persen. Namun, secara garis besar tinggal menyelesaikan mechanical completion.
Kemarin (2/2) siang, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengunjungi pengolahan hasil tambang PTFI tersebut. Airlangga ingin memastikan pekerjaan tersebut sampai di tahapan seperti apa.
Airlangga menyebutkan, jika dilihat di lapangan, pada awal tahun ini pekerjaan sampai pada mechanical completion. Seperti, pembangunan gedung hingga electrical. “Pekerjaan mekanik sudah mulai dipasang. Ini sangat bagus, pemerintah berharap bisa selesai Desember nanti,” ucapnya.
Menurut dia, adanya pengolahan tembaga itu ekonomi berbasis kawasan bisa dibangun. Nantinya industri-industri hilir bisa melengkapi kawasan ekonomi khusus (KEK) dengan memanfaatkan produk yang dihasilkan dari PTFI. “Produknya PTFI ini nanti bisa diekspor atau disimpan di bank,” imbuhnya.
Dari desain single line, lanjut dia, smelter PTFI bisa menghasilkan 600 ribu koper per tahun. Menyangkut hilirisasi tambahan atau precious metal recovery, investasi diproyeksi mencapai USD 200 juta. “Dari emas yang dihasilkan 35-54 ton yang memiliki nilai USD 1,8-2,7 miliar. Ini economic benefit sangat besar,” tuturnya.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyebutkan, produk yang dihasilkan oleh smelter ini bakal dimanfaatkan industri hilir. Salah satunya konsumsi tembaga untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan. Menurut dia, 65 persen tembaga di dunia digunakan pada aplikasi penghantar listrik.
Terutama kendaraan listrik yang menggunakan
tembaga 4 kali lebih banyak dibanding konvensional. “Energi terbarukan juga
demikian, menggunakan tembaga yang lebih banyak,” ucapnya. (nad)
Tulis Komentar