PEDA KTNA Jadi Ajang Transfer Ilmu, Kukar Pulang Bawa Bekal untuk Petani-Nelayan

$rows[judul] Keterangan Gambar : Produk UMKM dari anggota KTNA dan KWT Kukar dipajang di stan pameran PEDA XI Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Kutai Barat.

TENGGARONG, denai.id – Bagi 90 kontingen asal Kutai Kartanegara (Kukar), Pekan Daerah (PEDA) XI Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Kutai Barat bukan sekadar festival pameran pertanian. Lebih dari itu, ajang dua tahunan ini jadi ruang belajar kolektif untuk menyerap wawasan baru demi memperkuat ketahanan pangan daerah.

Bupati Kukar Edi Damansyah yang juga Ketua KTNA Kukar menegaskan, kontingen tidak hanya datang untuk berlomba. “Yang terpenting, bagaimana mereka pulang dengan pengetahuan baru. Itu nanti harus ditularkan ke kelompok tani, gapoktan, dan Kelompok Wanita Tani di desa masing-masing,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.

PEDA XI KTNA resmi dibuka Gubernur Kalimantan Timur, H. Rudy Mas’ud atau Harum, Sabtu (21/6) lalu. Dengan tema “Tingkatkan Produksi dan Daya Saing Menuju Swasembada Pangan Kaltim”, kegiatan ini diikuti seluruh kabupaten/kota. Arena Taman Budaya Sendawar pun menjadi saksi berkumpulnya para petani, nelayan, hingga pelaku UMKM dari berbagai penjuru daerah.

Bagi Kukar, momen ini penting. Sebab sektor pertanian masih menjadi penyangga utama ekonomi nonmigas, apalagi di tengah gempuran tambang dan industri. Produk lokal Kukar seperti beras, sayuran, hingga olahan pangan khas, ikut dipamerkan. Tak ketinggalan, produk UMKM dari anggota KTNA dan KWT dipajang di stan pameran, menarik minat pengunjung.

Edi menekankan agar peserta menjadikan PEDA sebagai momentum perubahan pola pikir. “Ada budaya kerja baru yang harus dibangun setelah pulang dari sini. Jangan sampai hanya sekadar ikut lomba, tapi tidak ada hasil yang bisa diimplementasikan,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Harum dalam sambutannya menegaskan pentingnya kedaulatan pangan. Menurutnya, pangan adalah syarat utama bangsa untuk bisa maju. Ia bahkan menyinggung kebijakan baru Pemprov soal harga gabah kering Rp6.500 per kilogram yang akan dijemput langsung Bulog dari petani. “Kami ingin petani sejahtera, sekaligus menjaga stabilitas pangan di Kaltim,” katanya.

Dengan kebijakan itu, pemerintah daerah berharap petani makin bersemangat menanam, mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.

Kukar sendiri berkomitmen melanjutkan pembinaan kelompok tani agar lebih produktif dan siap bersaing. Melalui PEDA, peserta diharapkan tidak hanya menjadi duta daerah, tapi juga agen perubahan yang membawa semangat swasembada pangan pulang ke desa. (adv/nad)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)