SAMARINDA, denai.id – Bukan lagi sekadar pemain pasar lokal, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kutai Kartanegara (Kukar) kini dibidik untuk tampil di panggung ekspor. Lewat pelatihan potensi ekspor yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, 20 pelaku UMKM dari berbagai kecamatan mendapat bekal pengetahuan untuk menembus pasar global.
Sekda Kukar Sunggono yang membuka acara di Hotel Harris
Samarinda, Sabtu (21/6), menegaskan Pemkab tidak ingin UMKM hanya jadi
penggembira di daerah. “Sudah saatnya produk Kukar berpikir global, bukan
sekadar dijual di pasar lokal. Dari pelatihan ini kami ingin peserta berani
bermimpi besar sekaligus menyiapkan langkah nyata untuk ekspor,” ujarnya
seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.
Pelatihan menghadirkan narasumber ekspor nasional maupun
lokal, dengan materi mulai dari pemetaan potensi produk, prosedur ekspor,
hingga cara mengakses pasar luar negeri lewat berbagai platform.
Produk yang difasilitasi pun beragam, mulai dari kopi nipah
asal Marangkayu, gula aren Kota Bangun, amplang walet, teh bawang dayak, hingga
sulam tumpar khas Tenggarong. Bahkan ada kratom dari Tenggarong Seberang dan
rumput laut dari Kembang Janggut yang dinilai potensial jadi komoditas ekspor
unggulan.
Plt Kepala Disperindag Kukar, Said Fathullah, menyebut
pelatihan ini bagian dari strategi mendorong diversifikasi ekspor nonmigas.
Selama ini struktur ekspor Indonesia masih didominasi produk primer. “Kami
ingin UMKM Kukar naik kelas, menghasilkan produk yang bernilai tambah dan
berdaya saing,” tegasnya.
Sunggono juga mengingatkan pentingnya menyiapkan legalitas
sejak awal. Mulai dari PIRT, sertifikat halal, hingga Nomor Induk Berusaha
(NIB). “Jangan sampai begitu ada peluang ekspor, produk kita terhambat karena
dokumen tidak lengkap. Jadi harus siap dari hulu sampai hilir,” katanya.
Para peserta pun terlihat antusias. Mereka menyadari peluang
terbuka lebar, apalagi tren konsumsi global kini menaruh minat tinggi pada
produk berbasis lokal dan natural. Bawang goreng, keripik pisang, hingga teh
bunga telang yang semula hanya dipasarkan di warung dan pasar, mulai
dibayangkan bisa masuk rak supermarket mancanegara.
Harapan besar disematkan Pemkab agar pelatihan ini bukan
sekadar formalitas. Sunggono menekankan, kegiatan ini adalah langkah awal
mempersiapkan UMKM Kukar jadi motor ekspor nonmigas yang bisa mengurangi
ketergantungan pada tambang. “Kalau tambang bisa habis, UMKM ini yang akan jadi
penopang ekonomi daerah. Maka harus kita siapkan dari sekarang,” tutupnya.
(adv/nad)
Tulis Komentar