Koperasi Merah Putih Jadi Mesin Ekonomi Desa, Kukar Masuk Tiga Besar Kaltim

$rows[judul] Keterangan Gambar : Bupati Kukar Edi Damansyah saat menghadiri rapat koordinasi evaluasi pembentukan Koperasi Merah Putih di kantor Dinas Koperasi dan UMKM, Selasa (10/6).

TENGGARONG, denai.id – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mulai merasakan hasil kerja keras membangun Koperasi Merah Putih. Hingga kini, sudah terbentuk 237 unit koperasi desa dan kelurahan, menjadikan Kukar masuk peringkat tiga besar di Kalimantan Timur.

Bupati Kukar Edi Damansyah menegaskan, koperasi bukan sekadar formalitas, melainkan motor penggerak ekonomi di tingkat akar rumput. “Setelah kelembagaan dan kepengurusan terbentuk, tahap berikutnya adalah pendidikan dan pelatihan. Pengurus harus paham manajemen koperasi agar koperasi ini benar-benar jalan, bukan sekadar papan nama,” ucapnya saat menghadiri rapat koordinasi evaluasi di kantor Dinas Koperasi dan UMKM, Selasa (10/6).

Edi menambahkan, Koperasi Merah Putih dibangun di seluruh desa dan kelurahan Kukar, yakni 193 desa dan 44 kelurahan. Seluruhnya sudah memiliki akta notaris dan struktur kepengurusan. “Saya akan pantau langsung proses administrasinya. Targetnya, semua koperasi punya AD/ART yang lengkap dan legal,” tegasnya seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkab Kukar.

Satgas Koperasi Merah Putih yang dipimpin Sekda Kukar Sunggono melaporkan bahwa koperasi ini disiapkan untuk mengelola enam unit usaha strategis. Mulai dari gerai sembako, apotek desa, klinik desa, kantor koperasi, pergudangan dan logistik, hingga unit usaha lain sesuai kearifan lokal. “Koperasi juga bisa mengembangkan usaha tambahan sesuai kebutuhan masyarakat, tidak kaku hanya enam unit,” jelasnya.

Tak sekadar usaha, koperasi juga melakukan survei kebutuhan masyarakat, mengidentifikasi potensi desa, hingga menggelar sosialisasi konsep koperasi. Menurut data, dari seluruh unit di Kaltim, Kukar sudah tercatat punya 60 koperasi dengan SK resmi dari Kemenkumham.

Bupati Edi menilai capaian itu buah kerja sama lintas sektor, mulai dari perangkat daerah, camat, lurah hingga kepala desa. “Ini kerja kolektif. Pemerintah daerah hanya sebagai penggerak, tapi eksekusinya ada di tingkat desa dan kelurahan,” katanya.

Ke depan, Edi berharap Koperasi Merah Putih menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam menggerakkan ekonomi lokal. Ia ingin koperasi menjadi wadah partisipasi masyarakat sekaligus jawaban atas tantangan kemandirian ekonomi di Kukar. “Kalau koperasi dikelola serius, hasilnya bisa dirasakan langsung oleh warga. Dari desa untuk desa, dari Kukar untuk kemakmuran bersama,” pungkasnya. (adv/nad)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)