JAKARTA, denai.id – Kasus H5N1 atau flu burung telah merenggut
nyawa satu anak di Kamboja. Di Indonesia, penyakit serupa muncul di Kalimantan
Selatan. Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersurat kepada
Kementerian Pertanian (Kementan). Tujuannya, berkoordinasi jika ada kasus
kematian unggas secara massal.
’’Kami sudah keluarkan surat kerja sama
dengan Kementerian Pertanian untuk memastikan kalau ada indikasi kematian
unggas yang signifikan, itu nanti mesti koordinasi sama kami (Kemenkes),” kata
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin (28/2).
Budi juga baru mendapatkan laporan bahwa di
Kamboja terjadi penularan dari unggas ke manusia. Belum dari manusia ke manusia.
Dia berharap penularan antarmanusia tidak terjadi.
Budi menyatakan, kasus di Kalimantan
Selatan sedang dicek apakah benar varian flu burung. Karena yakin belum ada
penularan dari manusia ke manusia, lanjut Budi, pemerintah akan meneliti jika
ada kematian unggas secara massal.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO di
Asia Tenggara Tjandra Yoga pada kesempatan berbeda memaparkan, anak di Kamboja
yang meninggal karena flu burung diketahui memiliki ayah yang juga positif
H5N1.
Selain itu, diketahui ada 22 ekor ayam dan 3 bebek yang
mati di lingkungan rumah keluarga tersebut. ’’Serta, masih ada 11 orang lagi
yang sedang dalam pemeriksaan tentang kemungkinan tertular,” bebernya.
Untuk perlindungan di dalam negeri, ada beberapa cara yang disarankan
Tjandra. ’’Pertama,
surveilans ketat pada unggas dan manusia untuk deteksi awal. Untuk unggas,
deteksinya bisa dilakukan di tiga tempat. Yakni, peternakan, pasar ayam, dan
lingkungan rumah,” katanya.
Sedangkan deteksi pada manusia dilakukan pada klaster yang bergejala. Jika ada kecurigaan penularan dari hewan ke manusia, Kemenkes dan Kementan harus bergabung dalam penyelidikan. (nad)
Tulis Komentar