Banjir Menerjang Malaysia, 4 Tewas dan 44 Ribu Mengungsi

$rows[judul] Keterangan Gambar : Banjir di Malaysia menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

KUALA LUMPUR, denai.id – Sebagian penduduk Malaysia tengah dirundung nestapa. Banjir besar terjadi di enam negara bagian. Terutama Johor.

Bencana hidrometeorologi itu menyapu negeri jiran setelah curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Empat korban meninggal. Selain itu, setidaknya 44 ribu warga terpaksa mengungsi.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim pun berjanji akan mempercepat proyek penanggulangan banjir. Terutama di Negara Bagian Johor. Dia menyebutkan, proyek tersebut harus dikerjakan mulai Juni nanti.

Karena itu, proses tender perlu dilakukan sesegera mungkin. Percepatan perlu dilakukan karena masalah banjir merupakan persoalan yang terus berulang setiap tahun.

’’Jika kita tidak melakukan sesuatu yang serius untuk mengatasi masalah banjir ini, ia akan terjadi lagi. Ini bukan yang kali pertama. Sudah berlangsung bertahun-tahun. Bahkan, terkadang dua kali setahun,’’ ujarnya setelah mengunjungi pusat bantuan sementara di Kampung Tengah Sekolah Jenis Kebangsaan kemarin (5/3) seperti dikutip Malay Mail.

Proyek mitigasi bencana banjir tersebut mencapai MYR 600 juta atau setara Rp 2,05 triliun. Anwar menegaskan, penundaan enam proyek penanggulangan banjir sebelumnya dilakukan untuk menghindari kebocoran alokasi bantuan ke masyarakat.

Saat pengajuan anggaran 2023, Anwar mengumumkan bahwa proyek tersebut akan ditender ulang pada Juni. Beberapa di antaranya adalah proyek penanggulangan banjir di Sungai Johor, Kota Tinggi, pembangunan waduk dwifungsi Sungai Klang-Sungai Rasau di Selangor, serta proyek pembangunan daerah aliran sungai terpadu (DAST) Sungai Golok tahap III di Kelantan.

’’Saya memperingatkan agar pihak terkait tidak menggunakan alokasi yang diberikan pada saat banjir, keadaan darurat atau situasi lain seperti untuk proyek penanggulangan banjir sebagai peluang untuk mendapatkan uang tambahan,’’ ujarnya.

Saat ini pemerintah federal telah menyetujui alokasi anggaran bantuan banjir sebesar MYR 10 juta (Rp 34,18 miliar) melalui Kementerian Pembangunan Daerah dan Pedesaan.

Ada alokasi anggaran tambahan sebesar MYR 50 juta (Rp 170,9 miliar) untuk disalurkan pada korban banjir dan beberapa proyek mendesak lainnya.

Anwar juga mengaku, pihaknya telah menghubungi beberapa perusahaan yang terkait pemerintah (GLCs) dan berhasil mengumpulkan dana bantuan tambahan.

’’Tenaga Nasional Bhd segera menyelesaikan masalah listrik, Yayasan Sime Darby telah memberikan perlengkapan kesehatan untuk lebih dari 1.500 keluarga, sementara sisanya mengumpulkan dana bantuan banjir MYR 20 juta (Rp 68,4 miliar) untuk Johor,’’ ujar suami Wan Azizah Wan Ismail tersebut.

Banjir di Malaysia belakangan memang kian memburuk. Alih-alih berangsur surut, ketinggian air malah kian bertambah. Sebab, hujan terus mengguyur. Hingga kemarin (5/3), empat orang dilaporkan meninggal.

Lalu, lebih dari 44.800 penduduk harus mengungsi di enam negara bagian. Johor terdampak paling parah. Bagi mereka yang tinggal di pengungsian, pemerintah menjamin penduduk mendapatkan air bersih, makanan, dan pakaian.

Sementara itu, Presiden Masyarakat Alam Malaysia Vincent Chow menyatakan, banjir kali ini merupakan terburuk yang melanda Johor sejak 1969. Di beberapa wilayah, penduduk terjebak dan belum bisa dievakuasi.

Akhirnya, bantuan pun dikirimkan dari udara. Foto-foto di media sosial menunjukkan situasi di lapangan. Mobil dan rumah tenggelam hingga jalan dan jembatan yang tak lagi terlihat akibat tingginya air banjir.

’’Sekarang cuaca tidak bisa diprediksi. Perubahan iklim telah mengalahkan ahli cuaca,’’ ujarnya pada Agence France-Presse.

Johor mencatat curah hujan tertinggi sejak 1991 dalam empat hari terakhir. Dirjen Departemen Irigasi dan Drainase Dr Md Nasir Md Noh menyatakan, curah hujan yang tinggi mengakibatkan seluruh distrik di Johor banjir. Kedalaman banjir di wilayah terdampak berkisar 1–3 meter. (nad)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)