Anggaran Dana Riset Sawit Ditambah

$rows[judul] Keterangan Gambar : Inovasi sawit yang didanai BPDP-KS adalah pemanfaatan limbah olahan kelapa sawit sebagai suplemen sapi perah.

BOGOR, denai.id - Pemerintah berupaya meningkatkan nilai atau manfaat limbah kelapa sawit. Diantaranya dengan meningkatkan anggaran riset dari kantong Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).

Tahun ini anggaran riset sawit dinaikkan dari Rp 115 miliar menjadi Rp 137 miliar. Penambahan anggaran riset sawit itu disampaikan Direktur Kemitraan BPDP-KS Kabul Wijayanto. "Kami ada komite pengarah untuk kebijakan alokasi anggaran. Untuk anggaran riset kita tingkatkan dari Rp 115 miliar naik jadi Rp 137 miliar," katanya, kemarin (9/3).

Dia menjelaskan BPDP-KS terus berkomitmen mendukung pelaksanaan penelitian pengembangan kelapa sawit. Apalagi dana kelolaan dari sawit dan turunannya semakin membesar. Kabul memperkirakan proyeksi dana kelolaan sawit di BPDP-KS tahun ini mencapai Rp 30 triliunan.

Direktur Penyaluran Dana BPDP-KS Zaid Burhan Ibrahim mengatakan dana kelolaan itu dihimpun dari kegiatan ekspor sawit dan turunannya. Dana yang terkumpul tidak hanya untuk kegiatan riset.

Tetapi juga ada untuk program beasiswa anak petani atau buruh sawit. Kemudian juga untuk peremajaan kebun sawit rakyat.

"Khusus untuk penelitian, tahun lalu ada 115 judul (yang didanai)," katanya. Sementara untuk tahun ini, sudah ada 738 judul proposal riset terkait sawit. Nantinya akan diseleksi oleh tim khusus, penelitian mana yang akan didanai.

Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII) Prof Didiek Hadjar Goenadi mengatakan penelitian atau inovasi di bidang sawit sangat penting. Diantaranya untuk meningkatkan nilai jual produk-produk turunan sawit.

Dia mencontohkan salah satu inovasi sawit yang didanai BPDP-KS adalah pemanfaatan limbah olahan kelapa sawit sebagai suplemen sapi perah. "Yang digunakan adalah minyak atau limbah dari proses pembuatan minyak goreng kelapa sawit," tuturnya.

Limbah dari produksi minyak goreng kelapa sawit itu biasa disebut sebagai Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). Didiek menuturkan limbah dari proses pembuatan minyak goreng kelapa sawit itu kayak akan kandungan lemak.

Limbah ini kemudian dicampur dengan mineral kalsium. Hasilnya sangat bagus untuk multivitamin atau suplemen sapi perah.

"Inovatornya adalah Prof Lienda A. Handojo dari ITB," jelas Didiek. Dia menuturkan dengan suplemen tersebut, diperkirakan produksi susu di Indonesia bisa tumbuh 16-18 persen. Dia mengatakan pemerintah mencanangkan program 2030 pasokan susu sapi sebanyak 60 persen dari lokal. Saat masih sekitar 30 persen.

Didiek mengatakan saat ini sudah ada produk serupa buatan asing yang mulai membangun pabrik di Indonesia. Dia berharap produk lokal tidak kalah bersaing.

Selain itu Didiek mengatakan limbah sawit juga diolah menjadi serat fiber untuk bahan baku helm. Kemudian juga ada pengolahan kayu sawit menjadi teriplek. Menurut dia ke depan hasil utama dari sawit adalah produk biomassa. "Minyak itu bonusnya," katanya. (nad) 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)