JAKARTA, denai.id
- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT Frisian
Flag Indonesia (FFI) atas upaya dan komitmen yang telah ditunjukkan dalam
mendukung peningkatan produktivitas peternakan sapi perah di Indonesia melalui
program "Young Progressive Farmer Academy".
“Melalui
program ini, para peternak mudadapat berperan untuk meningkatkan
produksi susu dalam negeri. Sebab, saat inipasokan bahan baku susu dalam
negeri baru tersedia 20%,” kata Direktur Jenderal Industri Agro
Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Sabtu (8/7).
Merujuk
data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia baru mencapai 16,27
kg per kapita per tahun, atau di bawah rata-rata negara-negara di
Asia Tenggara. Sementara itu, pada tahun 2022, kebutuhan susu
mencapai 4,4 juta ton, namun produksi susu segar kita baru mencapai 968.980 ton.
“Saat
ini, kondisi persusuan nasional membutuhkan perhatian. Sebab, susu adalah
sumber nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh manusia,” ungkap Putu.
Menurutnya,
kendala-kendala yang dihadapi sektor peternakan sapi perah di tanah air antara
lain adalah kecilnya skala kepemilikan sapi, lahan terbatas, mahalnya
biaya pembesaran, kurangnya pemahaman terhadap good dairy farming
practices, mandeknya regenerasi peternak karena rendahnya minat anak muda (usía
rata-rata peternak sapi perah Indonesia adalah 56
tahun), serta deraan penyakit kuku dan mulut (PMK) yang pernah
menjangkiti lebih dari 538 ribu ternak di 17 provinsi pada tahun lalu, di mana
72 ribu ekor adalah sapi perah.
“Program
Young Progressive Farmer Academy adalah salah satu inisiatif Frisian Flag
Indonesia untuk mendorong minat anak muda menjadi peternak dan
meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah di Indonesia melalui capacity
building,” tuturnya.
Program tersebut
juga bertujuan untuk mencari peternak muda yang berpikiran
progresif dalam mengembangkan peternakan sapi perah yang tidak hanya
meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga berkelanjutan atau ramah
lingkungan.“Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan masyarakat yang sehat,
sejahtera, dan selaras dengan lingkungan,” imbuhnya.
Pada program
Young Progressive Farmer Academy yang dilaksanakan pada 19
Mei hingga 27 Juni 2023,terdapat 36 perencanaan bisnis
potensial yang diajukan, dan telah terpilih 12 peternak yang dianggap
memiliki perencanaan bisnis terbaik.
“Kesadaran
anak-anak muda untuk meneruskan usaha peternakan sapi perah perlu terus
didorong, dan pembekalan job trainingdi Belanda bagi 12 peternak muda yang
menjadi pemenang ini akan memperkuat kemampuan managerial dan
pengembangan usaha sapi perah mereka,” paparnya.
Dirjen
Industri Agro menyampaikan bahwa pemerintah saat ini juga sedang melakukan
upaya pemulihan populasi ternak sapi perah yang turun akibat wabah PMK.
“Para
pemenang program Young Progressive Farmer Academy ini dapat
menjadi role model pengelolaan bisnis peternakan sapi perah yang
modern dan menjadi motivator bagi peternak-peternak muda lainnya
di Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya serta berkontribusi pada
peningkatan populasi serta peningkatan produksi dan
kualitas susu segar di dalam negeri,” tandasnya.
Putu
berharap, para peternak muda ini dapat memanfaatkan kesempatan yang
diperoleh untuk berbuat yang sebesar-besarnya baik untuk usahanya sendiri,
lingkungannya, maupun untuk negara. “Sangat baik kalau kita dapat membantu
pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Rangkaian
program Young Progressive Farmer Academy akan ditutup dengan studi banding dan
pembelajaran praktik peternakan sapi terbaik di Belanda pada 18-22
September 2023, yang akan diikuti oleh seluruh dewan juri dan 12 pemenang.
“Diharapkan dalam tiga tahun ke depan, pemenang program Young Progressive Farmer Academy akan tumbuh jadi peternak skala medium dengan kenaikan pendapatan hingga 50 persen,” tuturnya. Dengan kenaikan skala bisnis ini, para peternak muda ini akan berkontribusi dalam upaya meningkatkan produksi susu nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (nad)
Tulis Komentar