JAKARTA, denai.id - Ketua Umum Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi sependapat
bahwa penerapan biodiesel dengan campuran solar dan CPO dapat menghemat ratusan
triliun devisa. Serta, dapat menurunkan emisi gas buang.
”Kami di industri otomotif sangat concern
mengikuti arahan pemerintah bahwa kondisi emisi gas buang menjadi sangat
penting. Serta, pemborosan cadangan devisa yang harus mengimpor BBM begitu
mahal,” ujarnya.
Nangoi membeberkan, saat ini distribusi
kendaraan diesel rata-rata berada di kisaran 23 persen dari volume penjualan
setiap tahun. Populasinya sebanyak 5 juta unit dengan rata-rata pemakaian 24
jam.
Namun, berdasar catatan dari Gaikindo, kebanyakan
kendaraan yang akan memanfaatkan B35 adalah kendaraan niaga. Artinya, alat
transportasi itu menjadi salah satu alat ekonomi dan akan bekerja lebih keras
dibandingkan mobil biasa. ”Biasanya, kendaraan niaga dibutuhkan sebagai alat
angkut hingga logistik. Untuk itu, kami mengharapkan adanya kepastian pasokan
biodiesel dan tidak berhenti di tengah jalan,” tegasnya.
Selain itu, lanjut dia, biosolar yang ada
bisa memenuhi standar emisi Euro 4. Pasalnya, BBM untuk mesin diesel yang
selama ini tersedia belum mampu memenuhi standar emisi yang ditentukan kecuali
untuk pertadex. Apalagi, tahun lalu telah ditetapkan bahwa kendaraan yang
diproduksi harus menggunakan standar Euro 4. ”Mudah-mudahan pemerintah segera
menyiapkan dalam waktu dekat karena jumlah kendaraan akan meningkat,’’ ujarnya.
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia
(Aprtindo) Jatim Putra Lingga Tan mengatakan, implementasi B35 bukan permasalahan
berarti bagi pengusaha truk. Tapi, pelaku usaha harus kembali memeriksa
bagaimana dampak BBM baru tersebut terhadap kinerja mesin. ’’Selama ini, kami
sudah memasang dua filter untuk menyaring. Kalau ditambah lagi, kemungkinan
harus menambah filter dan pastinya jadi cost,” ungkapnya.
Menurut dia, saat ini pengusaha truk terlalu banyak beban pikir dalam satu masa. Pertama, mereka sedang kebingungan untuk mengurusi program subsidi tepat. Program itu mewajibkan semua kendaraan berbahan bakar biosolar untuk mendapatkan QR code masing-masing jika ingin mendapatkan kuota maksimal. “Seharusnya kalau mau beri kebijakan, jangan bertumpuk seperti ini. Kami yang kesusahan,’’ katanya. (nad)
Tulis Komentar